Minggu 11 Juni 2006/  15:00 wib
“Emang gimana awalnya, loe ceritain deh dari awal” Dino penasaran  dengan cerita Luna yang mulai hari ini harus tereliminasi dan  dipensiunkan dari sekolahnya.
“Tau gue juga, masak cuma gara-gara tidur doang” sungut Luna.
“Lah….masak cuma gara-gara tidur doang ? yang jelas dong”
“Gini ceritanya………”Luna mulai bercerita.
Skul 9 Juni 2006/ 08:00 wib
Gasi tak terlihat seperti dulu, tak seperti waktu pertama kali  menatapnya. Ini untuk fisiknya, rambutnya yang seakrang tertata rapi,  giginya yang putih dengan gingsul, matanya yang selalu bercahaya, penuh  harapan, dan hidungnya yang pesek, masih memperlihatkan wajahnya yang  berkelas dan tampan. Darah dusun ibunya masih sangat terasa, sangat  terlihat dari matanya yang dari dulu, masih terlihat sedikit besar.
 Sahabatnya banyak yang kaget dengan perubahan dari style-nya Gasi  yang sangat mencolok. Dia bukan lagi Gasi yang dulu, ini bukan Gasi yang  dulunya dekil, dan urakan. Sekarang Gasi sudah berubah menjelma menjadi  seorang cowok yang. Bukan lagi 
Setiap berjalan ia coba melenggang berjalan dengan langkah yang  berkelas, tak terlalu cepat dan tak juga terlalu pengantin, sorot  matanya tajam menatap kedepan, siap membuat semua wanita takluk dengan  matanya. Tapi senyum sumringahnya langsung terpancar ketika seorang  sahabat lama, menyapanya. Dua tahun di Jepang membuat dia sangat  fenomenal. 
“Aku enggak nyangka, kamu sudah bisa dandan sekarang” Luna tersenyum, menyinggung penampilan Dino sekarang.
“Aku juga bingung kenapa bisa ya….aku berubah kayak gini, ternyata  bener kata kamu dulu, lingkungan akan merubah kamu, thanks Luna”Dino  memeluk Luna, salah satu sahabatnya yang paling setia menunggu  kembalinya dari jepang.
“Seekor anak musang yang buas, dekil dan kotor, akhirnya melakukan  kegiatan manusia, dalam hal membersihkan diri, ternyata bunga sakura  juga bisa untuk merubah penampilan………”Suara yang tidak asing untuk Dino,  sindirannya yang khas dan selalu berhasil menusuk dengan tajam.
“Sapi….., masih make kata-kata sok sastrawan juga loe……pa kabar Gy…?”Dino menyambut teman satu bangkunya waktu di SMP.
“Heee….he….fine….sih, tapi gue jadi ngerasa udah mulai ngerasa aura  enggak enaknya nih, ketika seekor srigala datang dan mulai bisa  mengendus pastilah banyak mangsa gue yang lepas gara-gara srigala  ini”bahasa penuh makna, mengalir lepas dari bibir Xegy. Sebenernya sih  maksud Xegy dia takut aja kalau cewek-cewek yang selama ini milik dia  harus pergi karena ada seekor srigala dari jepang merebutnya.
“Makan aja sama loe sendiri….gue enggak level men sama orang  indonesia….sueerr”Dino mendongakkan kepalanya keatas berlagak angkuh.
“Anjiing…………..loe….”Xegy berlari mengejar Dino yang sudah ngibrit  duluan, Luna sendiri ia Cuma bisa menatap kekonyolan dua sahabatnya  dengan senyum simpulnya.
LUNA…………………..BANGUUUUNN……………BANGUUUNN……..
“Ah….ngapain sih….ganggu orang lagi mimpi aja neh…..tanggung neh  lagi mimpi enak……”Luna masih belum sadar dengan tingkahnya yang tidur  dikelas, dan mengigau, yang membuatnya harus meninggalkan pelajaran  pertama, pelajaran fisika.
“HUUU….orang cuma tidur doank enggak boleh….”Luna mencibir gurunya, dan melangkah gontai keluar kelas.
“Kamu bilang APA……..????”teriak Bu siska…guru duper killer.
“Eehhh…ehh…..enggak bu………PIISSS”Luna langsung ngibrit keluar.
“Dasar, anak gak tahu diuntung…..sudah disuruh belajar, malah tidur”gerutu Bu Siska kesal.
“Dagang kali untung………….”Luna nongol dari jendela, meledek gurunya.
LUNAAAA………………………………..
***
 
 Tawa….sekelompok cewek kelas XI memenuhi ruang kantin yang cukup  luas. Cewek-cewek kelas XII yang merasa dirinya sudah yang paling hebat  melirik sinis kearah bangkunya Luna dan teman-temannya duduk sambil  mencibirkan bibirnya yang ingin sekali rasanya dibikin dower.
“Masih kelas XI aja dah belagu sok ngenantangin guru”Sindir Fara sedikit mengeraskan suaranya.
“Masak…. ?”Luna mengindahkan omongan gak berkelas Fara, yang mengaku  dirinya Miss Universe sekolah, padahal ngomong inggris aja gak lancara.
“Heiii….lagi lengkap nih……”Xegy langsung duduk dan ikut nimbrung dimeja Luna.
“Iyaa….jadi lebih karena loe duduk disini”Rika menatap ketus Xegy.
“Oopss…okay gue nyingkir”Xegy berdiri dan celingak-celinguk melihat tempat yang kosong.
“Yeee….udah duduk aja disini”Luna membela Xegy.
“Oh ya…..loe kenapa kok bisa tidur dikelas tadi…?”tanya Xegy sambil masih melirik Rika yang menatapnya sinis.
“Apa…loe….mau gue gampar ?”Rika mengangkat tangannya.
“Sorry say….piiisss”
“Udah napa….”Luna menengahi.
 
Bel masuk berbunyi…… 
“Nah….sudah bel tuh..masuk gih….”Luna memerintah teman-temanya.
“Loe sendiri ?” tanya Mika, mengerutkan keningnya.
“Gak ah……mau ke perpus aja, daa…duluan gue…., eh.jangan lupa kalau  sudah pulang samperin gue di perpus ya…”Luna mengarahkan kedua kakinya  kearah perpus yang terletak dua gedung dari kantin.
 Sebenernya agak aneh memang meletakan ruang perpustakaan agak jauh  dari kelas-kelas murid. Walaupun alasan sekolah cukup masuk akal, itu  dilakukan agar suasana tidak terlalu bising.
Luna agak mempercepat langkahnya di koridor kelas XI C, karena Luna  tahu disana ada bu siska yang sedang mengajar. So kita cari aman dulu,  Luna agak sedikit membungkukkan badannya didepan kelas XI C, Luna  membungkuk dan mempercepat langkahnya. Terus….terus….dan terus….lewat  juga akhirnya. Luna mengelus dadanya tenang.
LUNAAA……………………” jerit Bu Siska, yang mengetahui tindakan Luna yang cabut dari pelajaran.
“GAAAKK…… MAUUUUUUUUUU………..” Luna langsung lari ngibrit entah  kemana, dalam sekejap ia sudah tidak terlihat dikoridor sekolah menuju  perpus.
“Kok lari……mau ngasiin buku tugas juga” Bu Siska cuma bisa menatap kosong kekoridor dan buku tugas Luna yang masih ia pegang.
 Luna terus berlari menelusuri koridor sekolah dengan kecepatan  penuh, melewati ruang kepala sekolah, ruang BP, lapangan basket, gedung  olahraga dan akhirnya berakhir di kantin dan langsung memesan teh botol  dingin. 
“ini nikmatnya sekolah” ucap Luna masih terengah-engah.
Tapi sayang nikmat sekolah yang dia maksud datang lagi, kali ini  bukan ibu Siska yang lebih mirip tante-tante kiler yang didepannya.  Amiiiiin………….banget memang karena yang didepannya bukan tante itu,  tapi………!!! O M G, ini lebih gawat” Luna langsung menaruh botol  kenikmatan pelepas dahaganya. Mengangkat kaki  kanannya…..dan……..KABUR……………….TIDAK…………………..AMPUN…….Pak  DULLOH………..piiiiiiiissssss………………….
 Luna langsung kembali berlari kocar-kacir, kembali berolahraga  siang. Memutar lapangan basket, memutari kembali parkir siswa, bebelok  ke parkir guru, melewati pepustakaan yang ingin ia kunjungi tadi dan  sekarang tidak. Dan terus berlari tanpa melihat belakang, trus berlari  dengan menutup mata, terus berlari menghindar kematian (Walau itu  sebenarnya enggak mungkin) dan terus  berlari…..terus…..terus……….terus…..semakin jauh…jauh……lurus kedepan…………
BRAAK……….aaahh………….
“Gila loe ye……..pake mata dong” satu makian yang langsung membuat  Luna tersontak. Walaupun matanya tetap terus menatap lantai koridor,  mengatur napasnya yang sudah kocar ancur, mengumpulkan kembali tenaganya  yang telah hilang bersama derap kakinya yang melaju kencang, dan  mengatur kata-katanya untuk dimuntahkan dan memaki kembali bajingan  tengik yang telah menghalangi jalannya. Hingga akhirnya Luna harus  tertangkap oleh Pak Dulloh guru matematika dengan kumis tebal ala Pak  Raden dan tangan kekar ala Ade Rai, dengan mudah menarik kerah baju Luna  hingga ia terangkat dari duduknya.
“Mampus…belek aja sekalian Pak….” Cowok ngehe’ itu malah memanas-manasi suasana.
“Leher kamu yang saya belek” Pak Dulloh bukannya mendengar omongan Cowok brengsek itu, eh….malah memaki balik.
“Mang….enak…..” Luna tersenyum sinis.
“Bodo…” cowok sialan itu, langsung berbalik dan melangkah pergi.
“Awa.loe………gue matiin…entar……” maki Luna sadis.
“Kamu yang akan mati duluan” Luna langsung diseret Pak Dulloh  keruang BP, dimana itu tempat ia dan komplotannya berkumpul. Komplotan  yang semuanya orang berkumis dan berbadan kekar, hee….hee….maklum  rata-rata dari mereka kerajingan fitnes.
“Yah……….ini lagi, enggak ada yang punya penyakit yang laen apa  sekolah kita ini” ledek Pak Sukro, penjahat kelamin yang sukanya dengan  daun muda menyindir Luna.
“hhhmm……belum tahu aja loe siapa gue….loe berlima yang badanya  segede gentong gajah ini juga gue lawan fuck….bacot loe semua bau kalau  ngatain gue” geram Luna, yang enggak terima dianggap enteng.
 Dua jam sudah Luna didalam ruang ngehe’ yang enggak ada  sejuk-sejuknya. Kacrutnya didalam dia Cuma disuruh duduk doank tanpa  suguhan minum dan makanan yang cukup buat menambal perutnya yang  kehabisan tenaga, habis joging melelahkan tadi. Hehee…..hee…joging  katanya dasar geblek.
Dalam hitungan tiga, dengan modal nekat dan sok berani, Luna berdiri dari duduknya, mengendap-endap…….dan KABUUUURRR……….
CIIIITTT……”Luna berhenti dari larinya.
“Loh…..kok enggak ada yang ngejar”Luna jadi bingung dan mengendus-endus lantai. “Enggak ada bau bajingan tengik itu”
Luna lalu berjalan kembali keruang pengap tai itu, mengintip, celingak-celinguk.
“Anjriiitt…..sialan banget, pada tidur….kalau tau dari tadi dah…gue cabutnya” Luna berjalan santai, tapi sampai dikelasnya……..
“Ngehe’…….dah pada balik…..?” Luna mengerutu sendiri.
 Langkah gontainya menelusuri koridor sekolah yang sudah sepi…sepi  sekali, cuma Pak Saha dan Ibu Eta, sepasang suami istri penjaga sekolah  yang ia temui. Di parkir guru, Luna melihat gerombolan guru yang enggak  manusiawi.
“Pulang sendirian ?” sebuah kalimat yang dalam dan langsung menusuk hati.
“Sialan…..” sungut Luna, langsung mempercepat langkahnya.
Dihalte
 Kejadian hari ini sangat melelahkan buat Luna, sebuah kesialan  dibalik hobinya yang sering membangkang dan berlari. Semenjak ia  menemukan hobinya tidur dikelas dan melawan guru betisnya kini tjadi  terasa dua,tiga,empat sampai sepuluh kali lipat lebih gede.
Sampai di Halte, Luna langsung menghempaskan tubuhnya di bangku halte yang keras terbuat dari besi yang mulai berkarat. 
“Fhuu….letih, capek, lelah….enggak ada yang jual air lagi” keluh Luna memijit-mijit betis kakinya yang sudah membesar.
“Haus….?” Seseoran menyodorkan sebotol air mineral yang sangat diharapkan Luna.
“Makasih….” Jawab Luna tanpa menoleh sedikitpun ke yang empunya.
“Makanya…jadi cewek yang lembut dikit…jangan suka berbuat yang nyeleneh”
“Loe belum….balik Xeg….”Luna mengalihkan pembicaraan. Ternyata tanpa  perlu melihat siapa orangnya dari suaranya aja Luna sudah tahu kalu itu  Xegy.
“Dibilangin malah ngalihin pembicaraan, udahlah…gue duluan”Xegy langsung menyetop bus.
“Eh….gila….tunggu”Luna langsung mengejar bus-nya.
 Bus yang penuh sesak, dan bau yang menyengat. Wuiiihh…apalagi kalau  bukan dari ketek-ketek para penumpang yang pada enggak pake  deodorant…(Haaahhhhaaa…mungkin). Tapi rasa sesak dan bau ketek itu  enggak akan pernah bisa menghentikan kegilaan Luna dan Xegy akan  angkutan yang ini, coz penuh tantangan dan bisa melatih pernapasan  karena kita akan menahan napas dari awal naek sampe turun yang penting  murah cuy. BUSWAY…??? NO Way…..gak da tantangannya plus mahal, kan  kantong anak sekolah terbatas tapi enggak buat mereka yang tinggal di  perumahan elite sama apartemen.
“Gila…loe…bisa naek juga” sindir Xegy kena.
“Loe kira Luna Prisma, baru kali ini naik bus” Luna langsung loncat keluar.
“LUNAAA………”teriak Xegy, walau akhirnya Luna enggak apa-apa.
 Luna langsung, berlari lagi menuju rumahnya, kayaknya sih lari  sudah jadi kegiatan favoritnya setelah kejadian di skeolahnya tadi.
Balik lagi ke Xegy, mahluk satu ini enggak langsung balik  kerumahnya, tapi dia malah mampir dulu kerumah temennya,  cowok….(Haa….cowok ?). tapi entar dulu jangan mentang-mentang dia mau  kerumah cowok bukan berarti dia homo……..xegy mau kerumah temen lamanya.
“Misiiiiiiiii………”teriak Xegy, setelah sampai dan berada tepat didepan pagar, rumah temennya.
“Yaa..ya…bentar”suara sautan dari dalam rumah, terdengar jelas dan cukup cempreng.
“Dino mana Bi ?”
“Ada dikamar langsung masuk aja”
“Ya ialah…emang siapa yang mau diem disini, panas tahu” Xegy malah  ngeledek Bi Sarah dan langsung ngibrit masuk, takut Bi Sarah nyerang  balik ( Dalam kasus ini, kenapa disetiap sebuah tulisan sinetron, novel  dan film selalu saja nama pembantu suatu keluarga itu jelek dan agak  kampungan, so’ kita rubah neehh, coz enggak semua pembantu namanya  jelek).
“Huu…dasar anak muda jaman sekarang endak tahu sopan santun, wes geblek kabeh” gerutu Bi Sarah sendirian.
“Makanya saya sekolah biar enggak geblek……”Xegy yang mendengar gerutuan Bi Sarah langsung menyahut.
 Dino ? dalam mimpi Luna kita pernah membahasnya. Yup …Dino adalah  sahabat dekat dari Xegy dan Luna dari SMP, Dino memang benar-benar  berubah dalam hal penampilannya sekarang, bodo amat style kayaknya sudah  dia buang jauh-jauh. Penampilannya sekarang jepang banget, paduan baju  dengan warna-warna terang dan matanya yang sedikit sipit hampir  membuatnya sangat mirip dengan orang jepang, itupun akan berhasil kalau  saja kulitnya sedikit lebih putih, tidak kuning langsat seperti  sekarang.
“Luna mana ?”tanya Dino setelah Xegy berada didalam kamarnya.
“Tahu dia tadi langsung balik, padahal udah gue panggil udah gue  tungguin, eh malah tadi langsung loncat aja dari bus”jelas Xegy rinci  banget.
“Wuiihh…tambah gila aja tuh anak, masi tukang tidur gak tuh bocah ?” Dino, sepertinya kangen dengan kebodohon dan kegilaan Luna.
“Halah…gak usah komentarin dia, sekarang yang penting mana oleh-oleh  gue ?”Xegy langsung menuju sebuah bungkusan besar yang ada didekat  lemari Dino. Tangan geratakan Xegy langsung membongkar isi bungkusan  itu, tapi tak ada apa-apa yang ia temukan Cuma puluhan pakaian kotor,  mungkin bekas Dino waktu dijepang, hueekks…baunya, Xegy langsung  memasukkan lagi baju super bau itu.
“Makanya tangan tuh jangan geratakan” Dino ketawa sendiri melihat  Xegy menahan bau dari baju yang sudah ia pendam selama berminggu-minggu.
“Tai…lu”
***
Skul 10 Juni 2006/ 08:30
Mendung menyelimut, langit mulai hitam pekat tapi hujan tetap saja  belum kunjung datang. Melati di taman sekolah sudah tetunduk layu  menanti hujan. Luna….., dimana Luna sekarang ? bingung, semua orang  dikelasnya sibuk mencari satu buah sontoloyo yang hilang ini, tasnya sih  ada…..tapi entah orangnya kemana, dari awal pelajaran tadi sampe  sekarang sudah istirahat kedua penjahat kelas kakap itu belum juga  ditemukan batang hidungnya.
 Karena ini sebuah rahasia, tak ada satupun dari siswa kelas Luna  yang melapor ke guru. Karena hampir semua teman Luna tahu, kalau kasus  ini dilaporkan habislah riwayat Luna, semua kisah dan kasih kejahatan  dan kebadungannya akan berakhir.
“Wooii…emang enggak ada yang ngeliat Luna kemana apa ?”Xegy yang  bukan penghuni kelas Luna, langsung masuk dan uring-uringan dikelas  orang.
“HUuuuu………….” Hampir seisi kelas menyoraki Xegy.
“Pada kampret lu ye…..gue tanya baek-baek” Xegy langsung ngibrit  pergi setelah ia memaki sesaat penghuni kelas, karena ia tahu beberapa  detik ia terlambat kabur, bisa hancur mukanya. Dikejahuan Xegy sedikit  mendengar maki-makian para setan remaja kelasnya Luna.
“Amin….Amin, untuk gue keburu pergi” Xegy bersyukur dengan tindakan cepatnya.
 Tapi kemana Luna sekarang ? gila juga, manusia yang enggak bisa  diem kayak dia bisa ngilang, letak gilanya sampe satu sekolah enggak ada  yang tahu, biasanya sih tanya sama satu orang anak juga pasti ada yang  melihat jejaknya. Tapi, sekarang kemana bocah tengik itu.
“Kalau aja sekolah ini ada anjing pelacak, pasti sudah ditemukan monyet sialan itu” sungut Xegy kesal.
 Bel pertanda kalau sekolah telah selesai, telah berbunyi, tapi Luna  masih saja belum ada yang menemukannya. Sebagian dari temannya yang  sudah putus asa, memutuskan untuk pulang, karena mereka capek dengan  tingkah Luna yang gak jelas kayak gini. Tapi sebagian lagi masih ada  yang tetap mencari disemua tempat yan paling mungkin untuk dilakukan  untuk tidur. Kenapa tempat untuk tidur ? coz, ini dari pengalaman, Luna  biasanya kalau ngilang kayak gini pasti dia pergi buat cari tempat untuk  tidur, apa lagi kalau bukan untuk itu.
 Karena ini sudah sangat gawat, akhirnya Bingo, sang ketua kelas  Luna, melaporkan semua ini ke guru dan wali kelas. Pencarian pun semakin  gencar, hampir semua penghuni sekolah dan instansi terkait ( apa  seehh…GJ ) ikut membantu, enggak ketinggalan Pak Saha dan Bu Eta turut  membantu mencari. Kayaknya memang sudah benar-benar gawat.
 Suhu udara semakin panas, sudah beberapa botol air mineral telah  diminum oleh Cika teman sebangku Luna, yang masih tetap betah mencari  jejak Luna. Rasa penasaran dan kesal yang sudah sampai diatas normal,  yang membuat Cika tetap melakukan penelusuran jejak hantu cilik itu.
“Loe ngapain sih, lagi dapet ya ?” selidik Xegy, sambil menyipitkan  sedikit matanya, ia melihat dari tadi Cika merapatkan kakinya dan terus  memegangi pinggangnya.
“Kurang ajar loe, belum awal bulan tahu, gue kan dapetnya tiap awal bulan” Cika menyangkal tuduhan Xegy.
“Oohhh….jadi tiap awal bulan toh dapetnya, terus itu ngapain ?”
“Aku mau pipis……..nih” ucap Cika sok dibikin manja.
“Dasar idiot, ya ketoilet sana, ngapain loe tahan-tahan kena kanker rahim tar loh” ucap Xegy, menakut-nakuti Cika.
“Waaaahhh….gitu ya, yo wes gue ketoilet dulu ya…..”Cika langsung  berlari kecil menuju toilet sekolah, enggak kebanyakan toilet sekolah  lain, yang bau dan kotor. Justru ditoilet sekolah ini semua terlihat  bersih dan nyaman, wangi lavender selalu tercium dari gantungan pewangi  ruangan toilet ini, dan ini juga berlaku untuk toilet cowok.
 AAARRGGGGGHHHHHHHH……………………..XEGGGGYYY………….
Terdengar teriakan Cika dari dalam toilet, yang membuat semua team ekspedisi pencarian jejak Luna berhamburan menuju toilet.
“Haahhaaa….mampus loe kepeleset pasti” Xegy, tertawa dalam hati. Ia lalu berjalan santai menuju toilet.
Sampai didalam toilet sepertinya perkiraan Xegy benar, banyak kru  team ekspedisi pencarian jejak Luna yang ketawa ngakak, tapi, anehnya  kok Pak Memet wali kelas Luna malah melotot, sampai semua retina, air  matanya mau keluar. Begegas Xegy menerobos kerumunan kru-kru.
“Anjriiiiitttt………” ucap Xegy terperangah kaget. Didalam toilet  diatas closet duduk, terlihat Luna sedang tidur dengan pulasnya,  parahnya kayaknya ini semua sudah terencana, karena dibelakang kepalanya  ada sebuah bantal tidur. Bener-bener edan.
“Cepet…bangunin” Pak Memet, mendorong Xegy kedalam toilet.  Sebelumnya Xegy menyuruh semua orang untuk menyingkir dan keluar dari  dalam toilet, lalu Xegy meneluarkan Super TOA dari tasnya, menarik napas  dalam-dalam dan…….
LUUUUUUUNNNNAAAAAAAAAA………………….
BAAAAANGUUUUUUUUUUNNN………………
Semua urat Xegy keluar, kuping berdengung, dan jantung ikut berdetak kencang.
“WHhoooaaaaa……dah balik sekolah cuy” Luna membuka matanya.
“Anjriit…loe, hati-hati aja loe diluar ada Pak Memet, kayaknya  riwayat loe berakhir hari ini” Xegy berlalu keluar toilet, diluar  terlihat semua kru  Team Ekspedisi Pencarian Jejak Luna dan enggak  ketinggalan Pak Memet, meniup-niup kuping mereka. Xegy Cuma tertawa geli  melihatnya dan berlalu untuk pulang, sambil mencopot pengedap suara  dari kupingnya.
***
“Gitu….tuh ceritanya” Luna menyudahi ceritanya.
“Loe aja yang kebangetan, gila loe enggak ilang-ilang tahu gak”  Dino, tertawa geli, dan iapun meninggalkan Luna sendirian dikamarnya,  sambil merutuk Dino karena menertawakannya.
“Tapikan sekarnag lagi Piala Dunia jadi wajar dong, gue ngatuk berat” Luna masih mau menang sendiri.
“Yaa….tetep aja loe kebangetan” sahut Dino dari ujung pintu kamar.
selesai
LUNA MAU TIDUR
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment