
Komite Normalisasi (KN) PSSI yang juga berperan sebagai Komite Pemilihan (KP), menolak dan menggugurkan pencalonan George Toisutta, Arifin Panigoro, Nirwan Dermawan Bakrie, dan Joko Driyono. Pencalonan mereka tidak masuk proses verifikasi.  
Keputusan ini didasarkan pada ketetapan FIFA tanggal 4 April yang ditegaskan lagi dalam pertemuan 21 April. Sementara untuk Joko yang dicalonkan menjadi wakil ketua umum, ditolak karena anggota KN tidak boleh menjadi anggota komite eksekutif.
Dalam jumpa pers di Sekretariat PSSI Senayan Jakarta, Jumat (29/4), KP juga memutuskan empat calon yang ditolak tersebut dilarang mengajukan banding.
KP hanya memberikan kesempatan banding kepada bakal calon yang dinyatakan tidak lolos.
’’Saya tegaskan, yang ditolak tidak ada kesempatan untuk banding. Tapi yang dinyatakan tidak lolos, boleh banding,’’ ujar Ketua KN Agum Gumelar.
Meski begitu, Kelompok 78 yang merupakan pendukung Toisutta dan Panigoro tetap ngotot mengajukan banding. Anggota Kelompok 78 Wisnu Wardhana memastikan akan tetap menggunakan koridor hukum yakni Statuta PSSI juga Statuta FIFA untuk memperjuangkan Toisutta dan Panigoro.
Putusan KP, menurutnya, sama sekali tidak berdasarkan hukum, namun malah didasarkan surat keputusan FIFA yang sejatinya tidak lebih kuat dari aturan mereka sendiri yakni Statuta FIFA.
Pasal 35 Ayat 4 Statuta PSSI mengatur, bakal calon ketua umum dan wakil ketua umum ditetapkan dengan tiga syarat. Yaitu, berusia lebih dari 30 tahun, aktif di sepak bola sekurang-kurangnya lima tahun, dan tidak pernah atau sedang dinyatakan bersalah dalam suatu tindak pidana. Selain itu mereka juga setidaknya dicalonkan satu pemegang hak suara.
’’KN malah condong ke surat FIFA, bukan mendasarkan keputusan mereka sesuai undang-undang (statuta). Dalam hal ini, mereka tidak mematuhi supremasi hukum. Kami tetap konsisten mengikuti Statuta FIFA dan PSSI,’’ tutur Wisnu.
Dengan alasan itu, secepatnya berkas banding akan dikirimkan ke KB. Masa sanggah bagi calon yang dinyatakan tidak lolos mulai 30 April hingga 6 Mei. Tanggal 7-13 Mei, KB akan memproses permohonan banding sebelum diumumkan pada 13 Mei.
Dari tujuh anggota KP, selain Agum dan Joko, lima orang lainnya disinyalir sebagai pendukung Toisutta dan Panigoro. Meski begitu, putusan resmi KP tidak meloloskan mereka.
Ditanya mengapa sangat yakin KB akhirnya akan meloloskan Toisutta dan Panigoro, Wisnu menyatakan karena mereka tidak akan didominasi Agum dan Joko.
’’Kami melihat KN ada kepentingan. Agum dan Joko selalu memaksakan kehendaknya. Kami yakin KB akan meloloskan calon kami karena mereka tidak diisi orang-orang ini. Mereka adalah orang yang profesional, independen, dan tahu koridor hukum.’’
Putusan KP, menurutnya, membuktikan Agum tidak lagi kredibel sehingga harus mundur. Dalam keputusan KN yang dibacakan Joko Driyono, penolakan pencalonan Toisutta, Panigoro, Nirwan, dan Joko sendiri, diputuskan dan ditandatangani oleh tujuh anggota KN tanggal 28 April lalu. Satu anggota KN lainnya yakni Samsul Ashar tidak hadir.
Selain memutuskan hal tersebut, KN juga menolak dan menggugurkan pencalonan anggota komite eksekutif PSSI 2007-2011 yang tidak lagi dianggap kredibel oleh FIFA. Mereka adalah Bernard Limbong, Subardi, Ibnu Munzir, Ferry Paulus, Mafirion, dan Togar Manahan Nero.
Terakhir, KN yang bertindak sebagai KP memutuskan dan menetapkan rekapitulasi pencalonan bakal calon ketua umum, wakil ketua umum, dan komite eksekutif PSSI 2011-2015.
Khusus untuk bakal calon ketua umum, terdapat 19 orang yang lolos. Yakni, Achsanul Qosasi, Adnan Dambea, Adhyaksa Dault, Agusman Effendi, Indra Muchlis, Yesaya Buinei, Wahidin Halim, Erwin Aksa, Jusuf Rizal, Tahir Mahmud, Habil Marati, IGK Manila, Iman Arif, Robertus Indratno, Japto Soerjosoemarno, Djohar Arifin Husin, Sarman, Sutiyoso, dan Syarif Bastaman.
Sebelum membacakan putusan, Agum mengatakan apa yang dilakukan pihaknya semata dalam rangka memberi harapan kepada sepak bola nasional di masa mendatang. Pihaknya juga mencegah agar FIFA tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
’’Maka hari ini disampaikan putusan dalam rangka itu semua, demi Merah Putih, bangsa, negara, dan sepak bola nasional kita,’’ ungkapnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu menambahkan, ’’Keputusan ini tidak akan menyenangkan dan memuaskan semua pihak, tapi saya berharap yang tidak puas bisa menerima dengan lapang dada, jiwa besar dan tidak emosi.’’

No comments:
Post a Comment